Konstruksi Makna Media Sosial Pengurus Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Dalam Mendorong Aktivisme Sosial
Abstract
Aktivisme para Pendiri dan Pengurus Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) diinisiasi melalui pemanfaatan TIK dan media sosial yang dimulai sejak tahun 2006 dan mengejawantah sebagai sebuah organisasi nirlaba yang berhasil menyosialisasikan pentingnya menyusui dan pemberian ASI eksklusif di Indonesia. Melalui media sosial, AIMI berhasil mengembangkan organisasinya, meningkatkan popularitasnya, mampu merangkul banyak pendukung, memiliki 12 cabang di daerah, menjadi salah satu mitra kunci Kementrian Kesehatan. Kini AIMI telah menjadi organisasi rujukan nasional dan berkontribusi dalam peningkatan jumlah konselor laktasi di Indonesia. Keberhasilan AIMI ini merupakan bentuk aktivisme sosial yang didorong motivasi kuat untuk turut berkontribusi dalam mendesakkan perubahan sosial. Lebih jauh, dengan menggunakan konsep-konsep dalam Social Construction of Technology yang dikembangkan Bijker, Pengurus AIMI berbagi penafsiran yang sama mengenai potensi TIK dan media baru. Pengurus mengenali ragam media sosial yang memiliki potensi dalam meluaskan komunikasinya dan berhasil memanfaatkan momentum teknologi seperti perkembangan milis dan Twitter. Pengurus menyadari bahwa setiap akun memiliki karakter khas yang menentukan pola interaksi unik, sehingga menuntut pengemasan pesan yang spesifik. Hasilnya, terbentuk konstruksi makna media sosial dalam kerangka kerja teknologi di kalangan Pengurus AIMI, yakni: (1) media sosial memiliki nilai ekonomi tinggi, (2) berdaya jangkau luas melampaui batas-batas geografis dan (3) memberikan kemudahan dalam berkoordinasi dan berorganisasi.
Kata kunci: aktivisme sosial, media sosial, komunikasi kesehatan, konstruksi sosial, SCOT.
Downloads
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Ultimacomm Jurnal Ilmu Komunikasi allows readers to read, download, copy, distribute, print, search, or link to its articles' full texts and allows readers to use them for any other lawful purpose. The journal allows the author(s) to hold the copyright without restrictions. Finally, the journal allows the author(s) to retain publishing rights without restrictions
1. Authors are allowed to archive their submitted article in an open access repository
2. Authors are allowed to archive the final published article in an open access repository with an acknowledgment of its initial publication in this journal